Peran dan nilai guru penggerak menjadi topik yang menarik untuk kita diskusikan. Dalam konsep ini seyognya setiap guru di indonesia bisa mengembangkan peran dan nilai guru penggerak. Dengan kata lain peran dan nilai guru penggerak yang kita pelajari di modul 1.2 seyognya menjadi peran dan nilai guru di seluruh indonesia. Peran dan nilai guru penggerak ini harus terus ditularkan pada semua guru, salah satunya dengan cara mendorong kolaborasi antar semua komponen di sekolah.
Berada dalam ruang kolaborasi dalam pendididikan guru penggerak menajdi momen yang paling penting bagi saya.Dalam proses pembelajaran mulai modul 1.1 hingga modul 1.2, ruang kolaborasi adalah hal yang menantang dan menarik bagi saya. Dengan berkolaborasi banyak hal bisa kita dapatkan. Mulai dari mengenali potensi diri kita sendiri dibandingkan dengan teman lain dalam ruang kolaborasi hingga mendapatkan inspirasi tentang bagaimana menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaboratif, mewujudkan kepemimpinan murid, dan menggerakkan komunitas praktisi
Lalu, Apa Kaitan antara modul 1.1 dan 1.2 dalam konteks mendorong kolaborasi sebagai salah satu peran yang bermakna. Bagi saya, mempelajari modul 1.1 dalam ruang kolaborasi tentang filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan yang mampu menuntun kodrat alam dan kodrat zamannya, membuka cakrawala berpikir saya tentang murid dan pembelajaran yang seharusnya saya terapkan di dalam kelas. Di dalam modul 1.2 ini kita mendapat penguatan tentang bagaimana kita menjadi manusia yang tergerak, bergerak dan menggerakkan kodrat alam dan kodrat zaman. Dengan kata lain pembelajaran di modul 1.2 menjadi anumisi untuk bisa melaksanakan apa yang sudah kita pelajari di modul 1.1
Pada saat berada di ruang kolaborasi, saya sangat senang dan bahagia karena banyak hal yang secara langsung bisa kita dengar tentang praktik baik yang dilakukan teman-teman guru hebat di ruang kolaborasi. Dengan kata lain bahwa ruang kolaborasi adalah momentum yang bisa kita gunakan untuk menggali pengetahun dan pengalaman dari rekan kerja, teman sejawat yang muara adalah untuk meningkatkan pengembangan diri kita sendiri.
Sebelum berada di Pendidikan Guru Penggerak ini, sebelum menjadi calon Guru penggerak angkatan 5 ini, saya merasa telah melakukan banyak hal baik dalam dunia pendidikan, namun setelah saya berada di pendidikan guru penggerak ini, terutama berkolaborasi dengan banyak teman guru hebat, saya mulai sadar bahwa ternyata banyak hal yang belum secara maksimal saya lakukan, khususnya membangun kolaborasi dan melakukan refleksi.
Setelah belajar dari modul 1.1 hingga modul 1.2 terutama dalam berkolaborasi, saya ingin menerapkan dan melakukan kolaborasi dengan teman sejawat – teman dalam MGMPS Fisika dan Kolaborasi dengan rekan kerja serta melakukan refleksi. Dengan kolaborasi dan Refleksi saya berharap bisa menjadi lebih baik lagi dalam memimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaboratif, mewujudkan kepemimpinan murid, dan menjadi lebih baik lagi dalam menggerakkan orang-orang dalam komunitas.
Kolaborasi sekaligus mewujudkan kepemimpinan murid dalam menentukan project based Learning di Akhir semester Genap adalah hal yang pertama kali saya lakukan setelah mempelajari modul 1.2 dalam pendidikan guru penggerak. Melalui pembelajaran Fisika sambil bernyanyi akan memberikan pengalaman belajar baru bagi murid dimana murid merasa kompeten, merasa dihargai, merasa dicintai.serta memiliki kepercayaan diri. Disamping itu murid diberi kebebasan memilih topik yang akan dijadikan sebagai sebagai tugas projek dengan batas waktu pengumpulan tugas yang disepakati bersama. Dengan kata lain selain mendorong kolaborasi, saya juga berusaha mewujudkan kepemimpinan murid.
Mendorong kolaborasi juga saya wujudkan bersama teman sejawat dan rekan kerja dalam hal perencanaan pembelajaran di semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023. Mulai dari pembagian tugas mengajar, pembagian jam, hingga penyusunan perangkat pembelajaran ditentukan bersama dalam ruang kolaborasi bersama MGMPS Fisika. Bersama rekan kerja juga saya lakukan dalam menentukan laporan karakter peserta didik.
Mendorong kolaborasi bersama orang tua siswa juga menjadi hal yang menarik bagi saya dalam proses pengembangan diri saya. Bersama paguyuban orang tua siswa kelas XI IPA A saya mencoba melakukan kolaborasi dalam menyusun program paguyuban seperti kelas motivasi bagi siswa, orang tua asuh dan anjangsana keluarga bagi yang sakit, melahirkan dan meningggal. Mendorong kolaborasi bersama orang tua merupakan satu tantangan tersendiri bagi saya karena biasanya yang saya hadapi adalah siswa dengan segala keunikannya, bersama orang tentu perlu perlakuan yang sangat berbeda dan ini menjadi tantangan yang harus saya kelola agar proses pengembangan diri terus mengarah ke lebih baik lagi(Jumad)
Beri Komentar