Pandemi mengharuskan siswa belajar dari rumah secara daring, namun SMA Negeri 1 Singosari sendiri telah berani mengadakan sekolah bersistem daring-luring, yang tentunya dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Dengan adanya hal tersebut, tentu pendidikan karakter tidak mampu berjalan secara maksimal. Untuk itu, SMA Negeri 1 Singosari berupaya semaksimal mungkin untuk tetap mengutamakan pendidikan karakter dalam diri setiap siswa, meskipun kondisi pandemi masih berusaha menghalangi. Salah satu cara yang diupayakan, adalah dengan mengadakan kegiatan outbound, sekaligus parenting untuk orangtua siswa. Kegiatan ini dilaksanakan oleh kelas XI IPS C dan didukung sepenuhnya oleh pihak sekolah, guna menguatkan karakter siswa, sekaligus meningkatkan kreatifitas siswa di era new normal.
Tak hanya kegiatan outbound yang diadakan untuk para siswa, kali ini kelas XI IPS C bekerjasama dengan paguyuban orangtua siswa untuk mengadakan kegiatan parenting yang bertema “KREATIF DAN BERKARAKTER DI ERA NEW NORMAL” dengan pemateri Dr. Abdul Tedy M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Singosari. Dengan adanya pembekalan parenting untuk orangtua siswa ini, diharapkan kelompok-kelompok paguyuban di tiap kelas nantinya dapat aktif dan mampu menjalin kerjasama yang baik dengan pihak sekolah selaku lembaga yang mewadahi kegiatan mengajar putra-putri mereka.
Sehingga pada hari Minggu, 13 Desenber 2020 siswa-siswi kelas XI IPS C SMA Negeri 1 Singosari berangkat menuju lokasi outbound bernama Taman Dolan, yang terletak di Jl. Raya Pandanrejo No. 308, Giripurno, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Kegiatan diawali dengan berkumpulnya seluruh siswa dan orang tua di ruang utama area Taman Dolan. Selanjutnya, para orangtua diarahkan menuju aula utama untuk mendapatkan materi pembekalan parenting dari kepala sekolah SMA Negeri 1 Singosari sendiri, sedangkan para siswa diarahkan menuju aula outbound untuk melaksanakan kegiatan utama mereka.
Dalam kegiatan outbound tersebut, para siswa diajarkan berbagai macam permainan yang nantinya siswa diminta untuk menyimpulkan apa saja makna dari permainan yang telah mereka lakukan. Pertama, kegiatan diawali dengan doa yang kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu ‘Tanah Air’, yang bertujuan untuk memupuk rasa cinta tanah air dalam diri para peserta didik. Kegiatan berikutnya adalah siswa diajak untuk membuat sebuah lingkaran, kemudian mereka bermain berbagai macam permainan yang membutuhkan kebersamaan dan kekompakan.
Setelah itu, para siswa diharuskan membentuk tiga kelompok, dan masing-masing kelompok menunjuk satu oran untuk menjadi pemimpin dari kelompok tersebut. Hal ini diupayakan untuk menumbuhkan jiwa-jiwa kepemimpinan dalam diri siswa. Permainan dilanjut dengan game bernama “OPPOSITE”. Dalam permainan ini, tentu dibutuhkan rasa kebersmaan, kekeluargaan, dan rasa saling peduli diantara diri para siswa. Permainan berlanjut hingga game terakhir. Pada game terakhir ini, siswa bersama kelompoknya diwajibkan untuk fokus pada bagaimana cara mereka mengubah bentuk dari dua belas sedotan menjadi berbagai macam bentuk segitiga. Tujuan dari permainan ini adalah diharapkan para siswa mampu melihat segalanya dari segi proses, dan bukan dari segi hasil. Karena kebanyakan anak zaman sekarang lebih ingin mendapatkan segala sesuatunya secara instan. Selain itu, permainan ini juga mengharuskan siswa melihat dari satu sudut pandang, tentunya agar siswa tidak memiliki pendirian yang lemah dalam setiap pengambilan keputusan di dalam hidupnya.
Selesai bermain di aula outbound, siswa diarahkan menuju lokasi sungai untuk melanjutkan permainan bernama river tubing. Satu per satu siswa mulai turun untuk mengambil alat keselamatan berupa helm dan ban. Seluruh siswa menelusuri sungai dengan penuh ceria dan tak jarang mereka saling bercanda ria dengan teman-temannya. Tujuan dari river tubing ini tak lain adalah agar siswa semakin lebih dekat dengan alam, dan agar mereka mampu berbaur dengan teman-teman mereka.
Saat akan kembali menuju lokasi utama outbound, hujan turun mengguyur para siswa yang hendak kembali menuju lokasi utama outbound. Padahal jika sesuai dengan rencana awal, siswa akan diajak untuk bermain flying fox, namun karena kondisi hujan sehingga tidak memungkinkan untuk melakukannya. Maka dari itu, siswa beralih menuju kamar mandi untuk berganti pakaian, dan selanjutnya mereka diarahkan untuk makan siang bersama.
Kegiatan outbound dan parenting yang diadakan oleh kelas XI IPS C SMA Negeri 1 Singosari ini menunjukkan bahwa pendidikan karakter adalah yang utama, dibandingkan pendidikan-pendidikan akademis lainnya. Karena pendidikan karakter dalam dunia pendidikan ini dijadikan sebagai wadah atau proses untuk membentuk pribadi peserta didik agar menjadi pribadi yang baik. Selain itu, peran serta orangtua juga sangat penting dalam perkembangan belajar anak-anak mereka di sekolah. Untuk itu, paguyuban orangtua siswa di setiap kelas didorong agar selalu aktif dalam kegiatan-kegiatan putra-putri mereka di sekolah. Dengan demikian, akan tercipta keseimbangan antara sistem pendidikan di sekolah dan hubungan sekolah dengan orangtua siswa.
Beri Komentar